Ketahanan Beberapa Genotipe Kedelai terhadap Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrizi)

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Rudi Wardana
Nurul Sjamsijah
Risa Yuniar Perdana Putri

Abstract

Karat daun merupakan salah satu penyakit utama yang menyerang tanaman kedelai yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrizi pada tanaman kedelai. Penurunan hasil produksi yang disebabkan oleh penyakit karat daun ini sebesar 10-90%. Tujuan peneltian ini yaitu untuk mengetahui tingkat ketahanan beberapa genotipe kedelai pada penyakit karat daun. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan 7 genotipe kedelai sebagai perlakuan meliputi GHJ1, GHJ2, GHJ3, GHJ4, GHJ5, Anjasmoro, Ringgit. Parameter pengamatan meliputi, luas permukaan daun, International Working of Soybean Rust (IWGSR), berat biji per tanaman. Data dianalisis dengan SPSS Versi 23.0 yaitu dengan uji ANOVA dan diuji lanjut BNT 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada luas permukaan daun pada semua genotipe, genotipe GHJ1, GHJ2, GHJ3, GHJ4, GHJ5 memiliki tingkat ketahanan yang tahan terhadap penyakit karat daun, dan untuk varietas Anjasmoro memililiki tingkat ketahanan agak tahan, sedangkan varietas Ringgit memiliki tingkat ketahanan agak rentan pada penyakit karat, berat biji terandah yaitu varietas anjasmoro dengan rata-rata sebesar 3,5 gr pertanaman.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Author Biographies

Rudi Wardana, Politeknik Negeri Jember

Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan

Nurul Sjamsijah, Politeknik Negeri Jember

Program Studi Teknik Produksi Benih

Risa Yuniar Perdana Putri, Politeknik Negeri Jember

Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan

How to Cite
Wardana, R., Sjamsijah, N., & Putri, R. Y. P. (2022). Ketahanan Beberapa Genotipe Kedelai terhadap Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrizi) . Agroteknika, 5(1), 40-48. https://doi.org/10.55043/agroteknika.v5i1.135

References

Adisarwanto, T. (2008). Budidaya kedelai tropika. Penebar Swadaya. Jakarta, 76.
Andayanie, W. R. (2012). Diagnosis penyakit mosaik (Soybean mosaic virus) terbawa benih kedelai. Jurnal Hama Dan Penyakit Tumbuhan Tropika: Journal of Tropical Plant Pests and Diseases, 12(2), 185–191.
BALITKABI, (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi). (2016). Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918-2014. BPPT-Balitkabi. https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/09/kedelai.pdf
Bayu, M. S. Y. I., Krisnawati, A., & Adie, M. M. (2017). Respon genotipe kedelai biji besar dan umur genjah terhadap kompleks hama pengisap polong. Jurnal Hama Dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 17(2), 128–136.
Chairudin, C., Efendi, E., & Sabaruddin, S. (2015). Dampak naungan terhadap perubahan karakter agronomi dan morfo-fisiologi daun pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Jurnal Floratek, 10(1), 26–35.
Cook, M. (1972). Screening of Peanut for Resistance to Peanut Rust in Greenhouse and Field. Plant Disease Reporter, 56(5), 382.
Duaja, M. D. (2012). Pengaruh Bahan dan Dosis Kompos Cair Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca sativa sp.) (The Effect Of Material And Dosages Of Liquid Organic Fertilizers On Lettuce (Lactuca sativa Sp.) Growth). Bioplantae, 1(1).
Hasibuan, H. S., Sopandie, D., Wirnas, D., & others. (2018). Pemupukan N, P, K, Dolomit, dan Pupuk Kandang pada Budidaya Kedelai di Lahan Kering Masam. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 46(2), 175–181.
Indiati, S. W. (2004). Penyaringan dan mekanisme ketahanan kacang hijau MLG-716 terhadap hama thrips. Jurnal Litbang Pertanian, 23(3), 101.
Kementan, R. (2018). Produksi Kedelai Menurut Provinsi Tahun 2014 - 2018. https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/24-ProdKedelai.pdf
Maman, M., Muljowati, J. S., & Rochmatino, R. (2014). Hubungan intensitas penyakit karat dengan produktivitas tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.) pada beberapa varietas berbeda. Scripta Biologica, 1(2), 173–177.
Marliah, A., Hidayat, T., & Husna, N. (2012). Pengaruh varietas dan jarak tanam terhadap pertumbuhan kedelai [Glycine Max (L.) Merrill]. Jurnal Agrista, 16(1), 22–28.
Poniman, C., Sunardi, T., & Pujiwati, H. (2020). Serangan Hama Penggerek Polong pada Enam Varietas Kedelai dan Pengaruhnya terhadap Hasil. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 22(1), 38–44.
Sinclair, J. B., & Backman, P. A. (1989). Compendium of soybean diseases 3rd ed. The American Phytopathological Society, St. Paul, Minn.
Soesanto, L. (2005). Uji daya hasil dan ketahanan terhadap penyakit karat delapan genotip kedelai. Agrin, 9, 58–65.
Sumartini, S. (2016). Penyakit karat pada kedelai dan cara pengendaliannya yang ramah lingkungan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 29(3), 107–112.
Sumartini, S., & Sulistyo, A. (2016). Ketahanan Sepuluh Genotipe Kedelai terhadap Penyakit Karat. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 12(2), 39.
Sunpapao, A., Bunjongsiri, P., Thithuan, N., & Arikit, S. (2017). First report of Cephaleuros virescens causing algal leaf spot of Manilkara zapota in Thailand. Plant Disease, 101(4), 636.
Susanti, A., Faizah, M., & Khamid, M. L. S. (2018). Penekanan Penyakit Karat Daun Pada Kedelai Akibat Phakopsora pachyrhizi Syd. Menggunakan Mikoriza Indigenous Pada Tanah Litosol. AGRORADIX: Jurnal Ilmu Pertanian, 2(1), 23–31.
Susanto, A., Prasetyo, A. E., Priwiratama, H., & Syarovi, M. (2020). Laju fotosintesis pada tanaman kelapa sawit terinfeksi karat daun Cephaleuros virescen. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 16(1), 21–29.
Triastono, J., Kurniyati, E., & Jatuningtyas, R. K. (2020). Status Dan Strategi Pengembangan Kedelai Untuk Swasembada Di Indonesia. Seminar Nasional Pertanian Peternakan Terpadu, 4(03), 650–662.
Tukamuhabwa, P., & Maphosa, M. (2011). State of Knowledge on Breeding for Durable Resistance to Soybean Rust Disease in Developing World.
Utama, R., & Sjamsijah, N. (2019). Uji Tujuh Genotipe Kedelai Generasi F7 Terhadap Ketahanan Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Dengan Metode IWGSR. Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences, 3(1), 54–61.
Wibowo, R., Susanti, A., & Faizah, M. (2018). Pengaruh Mikoriza Indigenous terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai Terinfeksi Phakopsora Pachyrhizi Syd. Agrosaintifika, 1(1), 6–13.